Share file and folder
Pada gambar di atas menunjukkan folder Data yang akan kita share, klik kanan tombol mouse tepat pada folder yang dikehendaki, kemudian pilih "Sharing and Security..." sehingga menampilkan window berikut:
Pada windows Data Properties tab Sharing bagian Network sharing and security klik pada "If you understand the security ......" kemudian keluar window dengan pilihan sepirti pada gambar berikut
Pilih just enable file sharing dan klik tombol OK maka window Data properties akan berubah seperti pada gambar berikut
Beri tanda contreng pada "Share this folder on the network", jika menginginkan file atau folder yang terdqapat di dalam folder Data dapat dirubah, dihapus, atau ditambah oleh user, maka contreng juga pilihan "Allow network user to change my file"
Dengan mencontreng "Allow network user to change my file" berarti membuka penuh folder Anda pada Network/Jaringan, ini tidak menutup kemungkinan menjadi faktor menyusupnya virus dari komputer lain masuk ke folder kita yang telah dishare, bahkan bisa menyebar ke system. Untuk pencegahan virus diupayakan untuk meng-Update anti virus secara berkala.
Selesai sudah langkah-langkah berbagi data/file pada pengguna lain yang terhubung dalam satu network, perhatikan folder yang telah di share terdapat gambar tangan dan lihat bedanya antara folder "Data" dengan folder "My Documents" pada gambar di atas.
Teknologi Jaringan Akses xDSL
Internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan komunikasi data yang paling populer di planet ini. Pada lima tahun lalu, trafik telnet dan World Wide Web merupakan jenis-jenis trafik dominan. Akan tetapi, bentuk layanan yang ditawarkan Internet semakin beragam. Pengguna Internet mulai menggunakan aplikasi-aplikasi “pembunuh”, seperti video conference, telemedicine, distance learning, dan layanan-layanan lain yang banyak menghabiskan bandwidth.
Akan tetapi, teknologi Modem konvensional saat ini yang mempunyai rate maksimum 56 kbps tentu saja tidak dapat mengakomodasi layanan-layanan baru ini. Para pengguna Internet menginginkan kapasitas transfer data yang lebih besar agar dapat menggunakan aplikasi-aplikasi Internet secara wajar. Oleh karena itu, teknologi xDSL saat ini merupakan sebuah alternatif terbaik yang cocok diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di subscriber lines.
DSL (Digital Subscriber Lines)
Digital Subscriber Lines sebagai teknologi transmisi sebenarnya dibangun untuk ISDN (Integrated Services Digital Network) Basic Rate Access Channel. Nama DSL digunakan untuk untuk mendiskripsikan teknologi transmisi atau physical layer untuk ISDN Basic Rate Access Channel. Saat ini, DSL, atau disebut juga xDSL digunakan sebagai penamaan umum untuk semua jenis sistem DSL. Transmisi full-duplex pada jaringan telepon 2 kawat, menggunakan 3 macam metode :
- Frequency Division Multiplex (FDM)
- Time Compression Multiplex (TCM)
- Echo cancellation (EC)
Perbedaan pendapat di antara metode TCM dan EC untuk transmisi DSL masih berlangsung hingga saat ini. Isu utama yang diperbandingkan yaitu tentang rugi-rugi transmisi, echo level, kompatibilitas dengan sistem lain, dan kompleksitas sistem. Secara garis besar, sistem TCM kelebihannya tidak membutuhkan echo canceler, sebagai pemisah transmisi yang berbeda arahnya yang terjadi pada suatu waktu. Tetapi dengan berkembangnya teknologi Very Large Integrated Circuit (VLSI), maka untuk merealisasikan echo canceler menjadi bisa lebih ekonomis. Sistem EC berpotensi lebih kompleks, menggunakan 50 % bandwidth transmisi lebih sedikit daripada pesaingnya.
HDSL (High Data-Rate Digital Subscriber Lines)
HDSL merupakan sebuah sistem yang lebih baik untuk mengirimkan T1/E1 melalui saluran kawat twisted-pair. HDSL memerlukan bandwidth yang lebih kecil dan tidak memerlukan repeater. Dengan menerapkan teknik modulasi yang lebih baik, HDSL dapat mengirimkan data dengan transfer rate 1,544 Mbps atau 2,048 Mbps hanya dengan bandwidth sekitar 80 kHz hingga 240 kHz atau lebih kecil jika dibandingkan dengan yang diperlukan oleh AMI.
HDSL dapat menyalurkan data pada kecepatan tersebut di atas pada saluran 24 AWG sepanjang 12 kft ,biasa disebut CSA (Carrier Serving Area), dan memerlukan 2 pasang saluran kawat untuk T1 dan 3 pasang saluran untuk E1 yang masing-masing bekerja pada atau kecepatan total.
SDSL (Single-Line Digital Subscriber Lines)
SDSL merupakan jenis lain dari HDSL. SDSL hanya memerlukan sepasang kawat saluran saja untuk menyalurkan POTS dan T1/E1. Kelebihan utama SDSL dibandingkan dengan HDSL adalah mudah diterapkan di setiap pelanggan karena hanya memerlukan satu saluran telepon biasa. Kekurangannya adalah hanya dapat digunakan pada saluran sepanjang 10 kft.
ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Lines)
ADSL merupakan perkembangan selanjutnya dari HDSL. Seperti namanya, ADSL mentransmisikan data secara asimetrik, yaitu kapasitas transmisinya berbeda antara saat downstream (dari jaringan ke pelanggan) dan saat upstream (dari pelanggan ke jaringan). Kapasitas downstream lebih tinggi daripada kapasitas upstream. Ada beberapa alasan mengenai transmisi datanya yang asimetrik, antara lain karena kebutuhan kapasitas transmisinya, sifat saluran transmisi, dan sisi aplikasinya.
Kebutuhan kapasitas yang tidak perlu sama dapat dilihat dari kebiasaan yagn ada sampai saat ini, yaitu biasanya para pelanggan (misalnya pelanggan layanan Internet) hanya memerlukan pengambilan data (download) dari penyedia informasi. Jika informasi yang diambil tersebut berupa informasi multimedia (atau apapun yang memiliki ukuran data yang relatif besar), seharusnya diperlukan saluran transportasi dengan kapasitas yang besar untuk keperluan download tersebut.
Di sisi lain, pelanggan jarang sekali melakukan pengiriman data ke jaringan (upload). Jika dilakukan, biasanya hanya berupa data-data kontrol atau permintaan pelayanan ke penyedia informasi. Data kontrol ini tidak lebih dari sederetan karakter yang relatif pendek. Oleh karena itu, hanya diperlukan saluran transmisi dengan kapasitas yagn terbatas. Ada kalanya pelanggan melakukan upload ke jaringan dengan mengirimkan data-data yang cukup besar. Akan tetapi, inipun relatif lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan download. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk download jauh lebih besar daripada keperluan upload. Jika dipaksakan untuk mempunyai rate yang sama, hal itu akan membuat bandwidth menjadi tidak efisien.
Jika dilihat dari media transmisinya, saluran-saluran transmisi yang ada (saluran telepon) tidak disalurkan satu per satu ke setiap pelanggan (saluran tunggal), melainkan beberapa saluran dijadikan satu dalam satu bundel saluran. Biasanya dalam satu bundel terdapat 50 saluran. Dengan kondisi seperti ini, interferensi antarsaluran akan sangat mungkin banyak terjadi. Bahkan, jika dalam satu bundel yang sama terjadi transmisi data pada arah yang berlawanan, sinyal yang dipancarkan pada satu sisi (sisi bundel kabel) yang memiliki level sinyal yang masih tinggi akan mengganggu penerima pada sisi yang sama (sisi bundel kabel yang sama dengan pemancar) dengan level sinyal pada penerima yang lemah sekali. Kejadian ini disebut N EXT.
Akan tetapi, jika pada bundel yang sama tersebut sedang terjadi transmisi sinyal pada arah yang sama dan level sinyal yang ada pada kedua saluran tersebut bisa dianggap sama kuat, gangguan saluran juga dapat terjadi. Efek gangguannya lebih kecil daripada N EXT. Kejadian ini disebut dengan F EXT.
Selain itu, jika pada saluran yang sama ingin dilakukan komunikasi full-duplex, biasanya komunikasi dilakukan dengan mengirimkan kedua sinyal (sinyal yang dikirimkan dan diterima) dengan memodulasikannya pada frekuensi pembawa yang sama sehingga akan terjadi yagn disebut dengan echo (sinyal yang sedang dipancarkan masuk ke bagian penerima kembali atau sinyal sinyal balik). Echo biasanya dapat dihilangkan dengan rangkaian echo canceller yagn tidak sederhana.
Dari sisi aplikasinya, dewasa ini hanya diperlukan aplikasi-aplikasi yang dapat menyediakan informasi satu arah, misalnya video-on-demand, home shopping, Internet access, remote LAN access, dan multimedia access. Oleh karena itu, dari semua penjelasan di atas, tampaknya akan lebih mudah untuk membangun sistem ADSL.
VDSL (Very High Data Rate Digital Subscriber Line)
VDSL sebelumnya disebut sebagai VADSL karena pada awalnya, VDSL hanya dapat mengirimkan data dijital secara asimetrik seperti ADSL, tetapi dengan kapasitas yang lebih tinggi dari ADSL dan panjang saluran yang lebih pendek. Belum ada standar yang umum untuk VDSL. Dari beberapa diskusi yang ada, kapasitas downstream yang umum untuk VDSL adalah 12,96 Mbps (1/4 STS-1; 4,5 kft), 25,82 Mbps (1/2 STS-1; 4 kft), dan 51,84 Mbps (STS-1; 1 kft). Untuk keperluan upstream, kapasitas tersedia antara 1,6 Mbps hingga 2,3 Mbps. Istilah VADSL banyak ditentang, terutama oleh T1E1.4, karena menunjukkan sesuatu yang selalu tidak simetrik. Padahal, banyak yang menginginkan suatu saat akan benar-benar simetrik. Oleh karena itu, nama VDSL lebih disukai.
Dalam beberapa hal, VDSL lebih sederhana dibandingkan ADSL. Saluran transmisi yang lebih pendek pada VDSL menyebabkan hambatan-hambatan pada saluran yang mungkin terjadi pada saluran yang lebih panjang menjadi dapat ditekan. Oleh karena itu, teknologi transceiver-nya dapat menjadi lebih sederhana dan kapasitasnya akan 10 kali lebih tinggi. VDSL merupakan sasaran dari arsitektur jaringan ATM. VDSL memungkinkan terminasi jaringan pasif dan dapat digunakan pada lebih dari satu modem VDSL untuk digunakan pada saluran pelanggan, sama halnya dengan sistem telepon analog biasa (POTS).
WIDE AREA NETWORK
The main purpose of a WAN is to provide reliable, fast and safe communication between two or more places (Nodes) with low delays and at low prices. WANs enable an organization to have one integral network between all its departments and offices, even if they are not all in the same building or city, providing communication between the organization and the rest of the world. In principle, this task is accomplished by connecting the organization (and all the other organizations) to the network nodes by different types of communication strategies and applications. Since WANs are usually developed by the PTT of each country, their development is influenced by each PTT's own strategies and politics.
Basic WANs
The basic WAN service which the PTT usually offers (for many years) is a Leased Line. A Leased Line is a point-to-point connection between two places, implemented by different transmission media (usually through PSTN Trunks), which creates one link between its nodes. An organization whose networks are based on such lines has to connect each office with one line, meaning that each office is connected to as many lines as the number of offices it is connected to, as shown in the figure below.
In the past, leased lines were just 4 wires connected between the two places, and the responsibility for communication fell on the organization and the good will of the PTT's personnel. These lines were not managed and often suffered from a lot of noise. Moreover, these lines consumed the PTT's bandwidth even when no transmission was occurring. Today, leased lines are usually point-to-point digital lines, which are implemented by creating a permanent channel, with known bandwidth, between the two nodes and transferring the data by a dedicated digital network, which enables automatic management on the line and minimizes noise interference.
For ages, the communication strategies of organizations were based on those lines and were usually built in a star configuration in order to minimize the amount of lines needed. It's easy to see that this configuration has a very weak point at its center.
In the 1970's, some PTTs built digital circuit switched communication networks which enabled creating a non permanent digital connection between two places (like telephone), but those networks did not provide the breakthrough in the communication technologies.
Packet Switched WANs
The Packet Switched WAN appeared in the 1960's, and defined the basis for all communication networks today. The principle in Packet Switched Data Network (PSDN) is that the data between the nodes is transferred in small packets. This principle enables the PSDN to allow one node to be connected to more than one other node through one physical connection. That way, a fully connected network, between several nodes, can be obtained by connecting each node to one physical link, as shown in the figure below.
Another advantage for Packet Switching was the efficient use of resources by sharing the Network bandwidth among the users (instead of dividing).
Today, X.25 transfer rates are considered to be very low, and this service is expected to be replaced with new services by the end of the century.
New Technologies
The communication target today is the ATM (and B-ISDN services). However, until applications and technologies for ATM become more developed, two main mid-time services are popularly used in the world today.
The first service is Frame Relay, which is considered to be the next generation for X.25, and enables faster communication rate (up to T3/E3) and better communication protocol. Until all its standards will be completed, Frame Relay is mainly a point-to-point service and replaces the leased lines. The second network service is ISDN, which is a fully digitized service, enabling communication for most types of data (voice, computer data and images) at all the network nodes (meaning in every house). This service is at its peak today and is been implemented mostly in Europe.
Those two communication networks are not fully developed yet, and will be spread in the world in the next years.
Future WANs
The ATM network and B-ISDN services, which provide solutions for all types of data (including video) are been developed today and are beginning to be implemented.
But even today, new networks are been designed for future demands. Those new networks are aimed to work at enormous rates of Giga-bps, and are providing new challenges for their designers.
For example in a medium speed of 64Kbps, transferring a file of 10KBit over a distance of 3000Km will take 0.015625sec plus a minimum of 10 microseconds is needed for light to reach from 1 point to the other. In a Giga-Net of speed 10E+10bps, transferring that same file will take 1 microsecond (plus 10 microseconds for light), meaning that the file will reach the network before the first bit will reach its destination. This example, and other issues make the next generation of WANs a very challenging one.
The WAN, has come a long way since the days of analog leased lines and is taking more and more tasks from the old separated networks into one integral network which enables good communication for any type of data or application.
Konsep Subnetting
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASS | OKTET PERTAMA | SUBNET MAS DEFAULT | PRIVATE ADDRESS |
A | 1-127 | 255.0.0.0 | 10.0.0.0-10.255.255.255 |
B | 128-191 | 255.255.0.0 | 172.16.0.0-172.31.255.255 |
C | 192-223 | 255.255.255.0 | 192.168.0.0-192.168.255.255 |